Saya Ashiva Aulia N. dari kelas X-B. Berikut adalah hasil dari tugas yang bapak berikan.
Sebelum membaca, ada baiknya membaca basmallah dulu.
[!!!] mohon maaf apabila ada kesalahan kata 🙏
1. Beberapa hari sebelum UN 2014 dulu, SMP saya mengadakan sebuah acara motivation training. Seluruh siswa dan siswi kelas 9 mabit satu hari di sekolah. Berhubung ini adalah motivasi yang terakhir sebelum dilaksanakannya UN, maka acara motivasi kali ini mendatangkan tamu-tamu spesial. Dan tamu-tamu ini dirahasiakan oleh para panitia acara, mereka tidak membiarkan para siswa tahu siapa tamu itu.
Tepat pada malam hari dimana acara itu dilaksanakan, semua siswa digiring menuju aula sekolah. Di sana sudah tertata rapih tempat duduk (di karpet, kita lesehan) yang diurutkan per absen. Saya kebagian tempat duduk paling pojok. Alhasil, suara sang motivator terdengar samar-samar, tidak jelas.
Sang motivator tetap mengoceh. Saya hanya menangkap beberapa kata. Akhirnya saya ikut menangis saja seperti teman-teman saya.
Tepat pada klimaks, kuping saya mendengar suara langkah kaki dan bisikan-bisikan guru-guru saya.
"Ibu anaknya absen berapa?"
"Oh di sebelah sana."
"Siapa namanya?"
"Ashiva"
"Oh, Ashiva. Yang ini Bu."
Saat merasakan ada orang yang duduk di depan saya, itu pasti Ibu saya. Sang motivator lalu menyuruh para orang tua yang datang untuk membuka kain hitam yang dipakai sebagai penutup mata para siswa.
Awalnya saya tidak menangis sesengukan seperti teman-teman saya yang lain. Tapi saat membuka penutup mata saya, Ibu saya membisikkan sesuatu.
"Mama sayang Ashiva."
Tepat saat itu juga, tangis saya meledak. Ibu saya memeluk saya erat sambil memberikan kata-kata penyemangat yang membuat saya berubah menjadi lebih baik. Bahkan dia juga ikut menangis bersama saya. Ya begitulah. Sangat berkesan.
2. Tahun lalu, tahun 2013, Sungha Jung, seorang gitaris muda Korea datang ke Indonesia untuk mengadakan sebuah konser. Keberuntungan waktu itu saya dapat tiket di kursi bagian depan. Sepanjang konser saya menikmati perform beliau walaupun beberapa orang yang datang ke konser untuk menemani saya (ibu, om, dan tante) tertidur di tengah konser.
Seusai konser, akhirnya mulailah acara fan-signing. Saya membeli dua buah album untuk selanjutnya ditandatangani oleh Sungha. Sungha sangat ramah, menyambut dan menyapa semua fans nya. Bahkan menjabat tangan beberapa fans. Saat bagian saya maju, Sungha menyapa saya tetapi saya diam saja, salting. Ia juga menyodorkan tangannya untuk salam. Dengan wajah tak berdosa saya berkata, "bukan muhrim" lalu berlalu pergi sambil melambaikan tangan. Tepat saat saya turun dari panggung, saya makin salah tingkah sampai kaki saya lemes dua-duanya-_-
3. Dulu di tempat les saya, saya punya guru killer. Killer banget. Semua murid takut sama dia, bahkan murid dari kelas sebelah. Saat mendengar isu bahwa ia akan pindah mengajar dari tempat les saya ke tempat les lain yang jauh, saya dan teman-teman sekelas merasa sedih. Kami sekelas akhirnya membuat sebuah kejutan. Kami membuat sebuah kardus, di dalamnya kami tempel pesan-pesan kami dan tanda tangan. Bahkan ada cetak tangan kami juga.
Pada harit terakhir dia mengajar di kelas saya, saya dan teman-teman menyerahkan kardus tersebut dalam bentuk kotak. Tampak luar memang terlihat seperti kardus rokok biasa. Tapi saat dia membuka kardus tersebut, matanya berair. Dia benar-benar terharu.
Akhirnya hari terakhir dia mengajar, kami sekelas mengadakan party. Menonton film, makan makan (kami pesan phd waktu itu), dll.
Dan waktu itu lah pertama kali saya melihat guru killer saya terlihat senang dan tertawa lepas sepuas itu.
Sekian, terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
0 Response to " Ashiva Aulia N. (XB) "
Post a Comment